Profile BP

Robert Baden-Powell,
1st Baron Baden-Powell
22 Februari 1857 – 8 Januari 1941 (umur 83)
Robert Baden-Powell
Pendiri Kepanduan
Nama julukan B-P
Tempat kelahiran Paddington, London, Inggris
Tempat kematian Nyeri, Kenya
Dinas/cabang Tentara Britania
Lama berdinas 1876–1910
Pangkat Letnan Jenderal
Komando Chief of Staff, Second Matabele War (1896–1897),
ke-5 Dragoon Guards in India (1897),
Inspector General of Cavalry, England (1903)
Pertempuran/perang Perang Anglo-Ashanti,
Perang Matabele Kedua,
Siege of Mafeking,
Perang Boer Kedua
Penghargaan Ashanti Star (1895),
Matabele Campaign, British South Africa Company Medal (1896),
Queen's South Africa Medal (1899),
King's South Africa Medal ( 1902),
Boy Scouts Silver Wolf
Boy Scouts Silver Buffalo Award (1926),
World Scout Committee Bronze Wolf (1935),
Order of Merit (1937),
Wateler Peace Prize (1937),
Order of St Michael and St George,
Royal Victorian Order,
Order of the Bath
Pekerjaan lain Pendiri Gerakan Kepanduan Internasional; penulis; seniman

Jambore Dunia


JAMBORE PERTAMA-1 DUNIA
 
Jambore Dunia Pramuka Pertama adalah pertemuan atau jambore yang diselenggarakan dari tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920 di Olympia, London, Inggris. Sekitar 8.000 orang Pandu dari 34 negara menghadirinya. Kegiatan ini diselenggarakan di sebuah bangunan beratap kaca seluas 6 are (24.000 m2).
Salah satu acara dalam kegiatan ini adalah pengakuan peserta yang hadir terhadap Baden-Powell sebagai pendiri Kepanduan, serta diakuinya Baden-Powell sebagai Pemimpin Kepanduan Dunia.

PERKEMAHAN
Di Olympia ini memungkinkan pandu untuk mendirikan kemah di ruangan beratap kaca, karena alasnya terdiri atas tanah. Hanya saja, sekitar 5.000 pandu lainnya yang tidak dapat berkemah di dalam ruangan tersebut terpaksa berkemah di Taman Rusa Lama di dekat Richmond. Seluruh pandu dirotasi keluar dan masuk dari Olympia agar semua mendapatkan kesempatan dalam berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sungai Thames sempat meluap dan membanciri area perkemahan selama satu malam yang menyebabkan dievakuasinya peserta ketempat yang lebih aman.

Semut Semai atau Serangga Tomcat

Semut Semai[2] atau Serangga Tomcat (nama ilmiah: Paederus littoralis), disebut pula Kumbang Rove[3] (Rove Beetle) atau dengan nama daerah Semut Kayap[4] atau Charlie[5] di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang yang sebenarnya). Serangga ini termasuk kelompok serangga kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan mahluk hidup di Bumi sekitar 200 juta tahun lalu.

Pencegahan

Tutup jendela dan matikan lampu jika tidak digunakan karena Tomcat menyukai tempat-tempat yang terang. Jangan memakai pakaian yang terbuka untuk menghindari sentuhan langsung dengan Tomcat. Sebaiknya jendela diberi kasa nyamuk agar Tomcat tidak bisa masuk. Hati-hati jika memiliki anak kecil yang suka bermain di dekat tanaman dan singkirkan dari rumah apabila tanaman tersebut dalam kondisi tidak terawat karena dapat berpotensi menjadi sarang Tomcat.


Pengobatan

Jika kulit terkena racun Serangga Tomcat segeralah mencuci bagian kulit yang terkena dengan menggunakan sabun, jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur karena hanya akan memperparah keadaan. Kulit yang terkena toksin Tomcat akan merah meradang mirip herpes tetapi tidak sama. Pengobatannya menggunakan salep dan antibiotik. Biasanya hydrocortisone 1% atau salep betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 3 x sehari atau salep Acyclovir 5%.[9] Peradangan juga dapat diredakan dengan mengkompres bagian kulit yang terkena racun dengan air dingin.